Kamis, 19 Maret 2009

Pacaran Kata Islam: Apa Sich?

Seperti yang telah kita ketahui, bahwa Islam tidak mengenal kata “pacaran”, namun, budaya pacaran sendiri telah baku di kalangan remaja umumnya. Memang, semua orang termasuk guru dan orang tua belum sependapat mengenai pacaran. Ada yang mengatakan haram, tidak boleh, ada pula yang membolehkan dengan catatan tidak melebihi batas.
Yang menjadi masalah, para remaja umumnya tidak tahu di mana batas pacaran itu. Ada yang bilang, selama tidak melakukan zina, pacaran sah-sah saja. Padahal, dalam pacaran itu banyak sekali aktivitas-aktifitas yang membuahkan dosa. Diantaranya:

1. Jika berpacaran, kita melanggar apa yang telah diperintahkan oleh Allah swt.
Remaja yang sedang dimabuk asmara, biasanya senang sekali memandangi orang yang dia sukai, terutama pacar. Apalagi kalau jatuh cinta pada pandangan pertama, rasanya mata ini enggan lepas dari parasnya.
Padahal dalam surat An-Nuur ayat 30 Allah menjelaskan:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikan itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”

2. Jika berpacaran, kita melakukan apa yang dilarang oleh Allah swt.
Dalam surat Al-Ahzab, Allah menjelaskan:
“Maka janganlah kamu tunduk (melemahlembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya”
Bukankah seorang remaja akan melakukan apapun untuk membuat orang yang dia sukai tertarik padanya, termasuk dengan melemahlembutkan suara.

3. Jika berpacaran, kita bisa mendekati zina, bahkan sampai berzina.
Banyak orang berpendapat bahwa berzina adalah melakukan hubungan layaknya suami istri. Padahal yang disebut zina itu bukan hanya seperti yang tadi disebutkan. Macam-macam zina itu banyak sekali, diantaranya zina tangan, zina mata, zina mulut dan zina hati. Terakhir, hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Humaniora (LSCK PUSBIH) Yogyakarta menunjukkan hampir 97,05% mahasiswi yang kuliah di sana sudah tidak gadis lagi.

4. Jika berpacaran, kita bisa berbuat syirik.
Coba tanya pada diri sendiri, bukankah kita selalu ingin dilihat bagus oleh orang yang kita sukai, orang yang kita sayangi, bahkan kita cintai. Dan, akhirnya kita selalu berbuat riya. Bukankah riya itu termasuk syirik kecil.
Lalu, akuilah bahwa setiap waktu kita selalu teringat pada orang yang kita cintai. Selalu ingin menyebut namanya, selalu ingin memuji dia. Tapi, sebenarnya siapa yang harusnya kita ingat-ingat, kita sebut-sebut nama-Nya, kita puja dan puji Dia? Hanya Allah, hanya Allah lah yang pantas kita berikan semua itu.
Nah, itulah 4 hal yang membuahkan dosa dalam pacaran. Lalu, bagaimana jika kita sudah tidak kuat menahan rasa suka kita terhadap lawan jenis? Ada jalannya, yaitu menikah. Tapi, jika kita belum siap untuk menikah, carilah aktivitas lain yang lebih bermanfaat daripada pacaran, dengan begitu kita akan terbiasa untuk tidak hanyut dalam perasaan kita sendiri.
Ada sebuah rumus yang akan mengingatkan kita pada materi tadi. Rumus ini saya beri nama SANDY.
S: Saling menyayangi itu fitrah, maka saling menyayangilah diantara kalian.
A: Awas, saling menyayangi itu bukan berarti pacaran!
N: Nikah adalah satu-satunya cara untuk menyatukan cinta dua insan manusia yang dibenarkan dalam Islam.
D: Dunia tidak akan terasa sempit tanpa pacaran.
Y: Yakinkan dirimu untuk saling menyayangi, tanpa pacaran!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar